Ibu Managerku Yang Meminta Untuk Melakukan itu
Sesuatu hari sehabis makan siang gue menemukan telpon dari Bunda Ita dimana ia yang dahulu mengetes
wawancara dikala masuk kekantornya, dia berposisi selaku manager keuangan sebab jasanya ia gue
dapat masuk di kantor ini serta pastinya gue sangat menghormati dia.
Halo bu, selamat sianga sapa aku menanggapi telpon.
Halo Teguh.. jawab ia Riang sekali.
Terdapat yang aku dapat aku bantu tanya aku, basa- basi sih.
Ah enggak hanya ngecek kalian aja. Dah makan siang tanyanya ramah.
Oh telah bu, baru ajaa jawabku.
Gimana kerja disini, terdapat permasalahan tanya bu ita lagi.
Wah enggak bu, tetapi memanglah aku baru mulai sih, baru menyesuikan diri dengan kondisi kerja disinia
jawab aku pendek.
Gimana gajinya, dah lumayan tanyanya dengan suara menggoda.
He.. he.. he.. maunya sih tambah lagi bu jawab aku sembari tertawa.
Hah.. segitu aja udah besar kan balas bu ita sedikit kag.
Iya bu, becanda tadi.. a jawabku pendek.
Oh.. kirain. a jawabnya. Eh Teguh nanti sore sehabis kantor kalian terdapat kerjaan gak tanya bu ita.
Enggak kayaknya bu, terdapat apa emangnyaa tanya gue sedikit heran.
Hmm.. terdapat yang mau aku bicarakan, agak individu sih, makanya aku mau bicaraiinnya sehabis kantor
aja nantia jawab bu ita.
OK bu, aku gak terdapat janji buat sore sampe malem nanti jawab aku.
Ya udah, nanti gue tunggu di kafe xxx nanti sorea kata bu ita.
OK bu jawab saya.
Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa tanya bu ita sebelum mengakhiri pembicaraan.
B jawabku penuh kebingungan.
Perfect ! OK deh gue tunggu nanti sorea kata bu ita lalu menutup telponnnya.
Sejenak gue terdiam penuh kebingungan, tapi gue kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.
Selah pulang kerja gue arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan gue
diselimuti kebingan yang amat sangat.
Bu Ita Terdapat apa manager keuangan kantorku itu ingin menemuiku, soal urusan individu lagi. Serta yang paling
membuatku bimbang merupakan ia pernah menanyakan golongan darahku, buat apa?
Selaku data, Bu ita berusia dekat 34- 35 tahun. Masih lumayan muda buat jadi manager
keuangan, tetapi memanglah ia berasal dari keluarga yang bergaul dekat dengan owner perusahaanku.
Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dahulu jadi teman pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu
kuliah.
Oh iya bu ita telah bersuami, tetapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tetapi bisa jadi sebab perihal itu bu
itu nampak masih semacam perempuan muda. Tubuhnya besar semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning
langsat dengan rambut lurus sebahu.
Matanya berbinar senantiasa bergairah serta bibir tipisnya itu senantiasa menarik perhatiannku. Cuma terdapat satu
kata yang bisa mewakili bu ita Menawan.
Sesampainya di kafe xxx, gue memandang bu ita melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu
memanglah agak hening, pelanggannya umumnya eksekutif muda yang mau bersantai selah kembali kerja.
Sore bu, maaf agak terlambata kata gue sembari menyalaminya.
Oh gak pa- paa kata bu ita sembari mempersilakkan gue duduk.
Berikutnya gue serta bu ita mengobrol basa- basi, menceritakan tentang kantor, dari yang berarti sampe
gosip- gosipnya. He.. he.. he.. gak guna bang.
Selah sebagian lama kesimpulannya gue mengajukan persoalan. Oh iya bu, sebenernya terdapat apa ya mengajak saya
berjumpa disinia tanygue mengawali.
Oh iyaa jawabnya. Tiba- tiba mukanya sedikit pucat.
Sebagian dikala bunda ita terdiam. Setelah itu mulai mengatakan Begini Teguh, kalian tau kan kalo gue sudah
berkeluarga? a. Gue menganguk kecil buat menjawabnya.
Tahun ini merupakan tahun ke 10 pernikahanku lanjutnya. Setelah itu ia menghasilkan suatu gambar dari dalam
dompetnya. Ini gambar suamiku waktu saat sebelum nikah, gimana mirip kamu gak
He.. he.. he.. seperti ngacaa jawabku sembari mengembalikan gambar tersebut. Sebenernya gue kian bingung
arah pembicaraan bu ita.
Kamu tau kan gue serta suamiku belum dikaruniai anak tanyanya lagi
Iya jawabku bimbang.
Jadi begini Teguh, gue serta suamiku telah berupaya sebagian metode. Tetapi belum sukses. Lagi umurku
terus menjadi meningkat, kian susah buat dapat memiliki anak. Memanglah kami telah tau perkaranya terdapat disuamiku
serta ia saat ini dalam pengobatan penyembuhan, tetapi bisa jadi suamiku perlu dorongan lain.. dari kamua kata bu
ita.
Dorongan dari aku? artinya bu, tanya gue yang telah dipuncak kebimbangan.
Bisa jadi kamu dapat bantu suamiku buat membuahi gitu katanya pelan.
Artinya aku menyumbang mani buat balita tabung bunda serta suami bunda tanya gue tergagap.
Bukan, gue telah sempat coba metode itu serta kandas. Mani suamiku sangat lemah. Jika gue ulangi
saat ini pasti suamiku curiga. Lagi pula susah buat mengubah mani suamiku dengan spermamu nantinya
jawab bu ita.
Jadi tanya gue lagi.
Gue pingin kamu meniduri gue, membuahi gue hingga gue hamil jawabnya pendek.
Gue hanya dapat ternganga terhadap permintaan bu ita yang ku anggap sangat edan itu.
Tenang, jangan takut kahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, terlebih golongan darah kamu sama,
jadi anak yang lahir nanti hendak susah sekali dikenal siapa bapak sesungguhnya kata bu ita meyakiniku.
Kesimpulannya terjawab mengapa ia tanya golongan darahku tadi. Bisa jadi alibi bu ita begitu gampang
waktu gue wawancara dahulu salah satunya merupakan rencana ini
Trus gimana kita melakukannya tanya gue selah menenangkan diri.
Kamu terdapat waktu malem ini? Kebetulan suamiku lagi keluar kota hingga esok. katanya bu ita.
Gue available. a jawabku.
Setelah itu bu ita menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya ia tidak kembali malam itu sambil
berikan alibi. Setelah itu ia mengajakku ke hotel xxx. Selah cek in, kami langsung masuk kamar.
Didalam kamar, tidak terdapat pembicaraan yang berarti. Bu ita langsung ijin buat mandi, selah dia
berakhir, gantian gue yang mandi.
Selah gue keluar dari kamar mandi, gue memandang bu ita yang cuma mengenakan bathrobe berbaring sambil
menyaksikan televisi. Gue setelah itu duduk di pinggiran tempat tidur.
Gimana, kita mulai tanya gue dengan perasaan gugup. Soalnya umumnya gue ML tujuannya hanya untuk
happy- happy, apalagi gunakan perlengkapan kontrasepsi supaya pendamping MLku tidak berbadan dua. Jika ini malah tujuannya
pengen berbadan dua.
Butuh Uang Cepat : KLIK DISINI
OK jawab bu ita setelah itu beralih berikan gue tempat buat naik kempat tidur.
Gue tiduran disampingnya setelah itu mengatakan Bu, bisa jadi tujuan kita biar bunda dapat berbadan dua, tetapi apa
dapat kita melakukan persubuhan ini semacam seperti orang lain yang mencari kepuasan pula.
Gak pa- pa sayanga jawab bu ita. Gue rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku. Ngingin gue diawal- awal pernikahankua jawab bu ita bandel.
Gue setelah itu mengecup dahi bu ita, suatu yang senantiasa gue lakukan saat sebelum meniduri perempuan. Bu ita
terseyum kecil.
Setelah itu gue mengecup bibir bu ita. Bibir tipis yang senantiasa menarik perhatianku itu nyatanya nikmat
pula. Setelah itu gue mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama serta lebih dalam.
Sembari mencium bibir mu ita, tanganku mulai bergerilya. Pertama- tama gue elus rambutnya, bu ita
membalas dengan sedikit meremas kepala gue. Setelah itu tanganku turun buat mengelus- elus badannya,
meski masih dari luar bathrobe
Masih sembari berciuman, lama- lama gue buka tali bathrobenya. Selah membuka sebagian bathrobe bagian
atasnya, gue langsung mengelus payudaranya, ternya bu ita telah tidak mengenakan bra. Awal mulanya gue hanya
mengelus, tetapi setelah itu berganti jadi meremas. Payudaranya masih kenyal, meski telah sedikit
turun, tetapi sangat nikmat buat diremas.
Setelah itu gue mulai memilin- milin putingnya. Bu ita merintih pelan, setelah itu membebaskan ciuman. Gue
setelah itu turun sedikit buat mulai menjilati puting bu ita. Gue mulai menjelati puting yang kiri
lagi buah dada yang kanan gue remas dengan tangan.
Setelah itu berubah gue menjilati yang kanan sembari meremas buah dada yang kiri. Sesekali gue gigit- gigit
kecil, tetapi kayaknya bu ita tidak sangat suka, ia lebih menggemari gue menyedot kencang putingnya.
Tangan kananku setelah itu turun kebawah buat membuka bathrobe bagian bawahnya sampai badannya terlihat
seluruh. Bathrobe cuma menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Lama- lama gue buka
sedikit pahanya buat mengelus paha bagian dalamnya, begitu lembut kulit bagian itu.
Tanganku naik keatas mengarah selangkangan, nyatanya bu ita masih mengenakan CD. Gue tidak ingin langsung ke
vaginanya sampai tanganku bergeser ke pantatnya. Gue meremas pantat yang bundar ini dari dalam CDnya,
karena gue selipkan tanganku ke dalam celananya.
Jujur gue merupakan penggemar pantat serta pinggul perempuan. Terlebih perempuan semacam bu ita ini. Pinggulnya
ramping tetapi pantatnya besar membulat.
Perlahan remasan kepantat bu ita gue alihkan ke depan. Di garis vaginanya gue merasa sudah banyak
cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian gue mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan
gue tusuk vaginanya dengan jari tengahku.
Tubuh Bu ita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih
dalam. Jariku gue keluar masukkan perlahan, bu ita merintih semakin keras.
Gue turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Ita menahan tubuhku. Gak usah Teguh, gue malu
kata Bu Ita. Langsung masukin aja sayang, gue dah gak tahana lanjut bu ita.
Gue memposisikan tubuhku diatas bu ita. kemudian gue lebarkan pahanya sehingga selangkangannya
terbuka lebar. Gue arahkan penisku ke vaginanya. Perlahan gue letakkan penisku ke permukaan vaginanya,
tapi bu ita memandangku dengan penuh harapan supaya gue cepat memasukkan penisku ke vaginanya.
Perlahan gue dorong penisku untuk masuk ke vaginanya. Vaginanya masih ser, mungkin karena belum
pernah melahirkan. Gue mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu ita merintih
keras siap penisku menghujam vaginanya.
Sesekali gue mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati siap
gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu ita mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita
bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dada gue.
Mas terus mas, terusa rintih bu ita. Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyubuhinya.
Sebenernya gue agak cemburu, tapi gue pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil namgue,
nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil namgue waktu bersubuh dengan suaminya.
Tiba-tiba tangan bu ita mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat
menghujam vaginanya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar.
Sungguh beruntung gue bisa menikmati tubuh molek bu ita yang sangat ahli bercinta.
Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya
menegang tidak bergerak. Guepun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras
menekan pantatku.
Selah tubuhnya berkurang kegangannya gue mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya
semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi
yang berbeda.
Gue mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu ita menolak sambil berkata Teguh please, kali
ini gaya konvensional aja ya gue pengen nikmatin besok-besok yaa. Gue melakkan tubuh bu ita lagi.
Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi gue paling suka saat berputar.
Sungguh hebat goyangan bu ita. Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah gue tiduri.
Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu ita sudah sampai di orgasme keduanya. Tubuhnya sangat
tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Selah berkurang kegangannya, gue berkata Bu
apa kita sudahin dulu ? kayaknya ibu sudah lemas sekali kata gue.
Gak pa-pa Teguh, gue pengen sperma kamu, terusin aja.a jawab bu ita.
Gue mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu ita
sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.
Gue konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu ita mulai merespon lagi. Sebenarnya gue sudah
dikit lagi ejguelasi saat bu ita tiba-tiba berteriak kencang
Arrrhgh.. Teguh gila enak banga jeri bu ita sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.
Adu gila Teguh. gue dah 3 kali keluar kamu belum keluar juga. Ayo dong Teguh, gue cari pejantan bukan
cari gigoloa kata bu ita lemah.
Gue sebenernya kasian dengan bu ita, tapi gue juga sedikit lagi ejguelasi. Gue goyang perlahan
penisku. Kali ini gue benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama gue merasa spermgue
sudah sampai diujung penisku.
Bu saya dikit lagi keluar bu.a katgue sambil meniukmati sensasi luar biasa. Bu ita membantu dengan
menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya.
Agkh.a, crot..crot..crot..crot empat kali spermgue ku siram derask ke liang vaginanya. Bu ita menahan
pantatku kuat-kuat agar spermgue masuk kerahimnya dalam-dalam.
Tahan sebentar Teguh, supaya spermanya masuk semuaa kata bu ita sambil menahan pantatku kearah
selangkanyannya. Selah beberapa menit baru bu ita melepaskan cengkramannya. Gue kemudian merebahkan
tubuhku disampingnya.
Malam itu gue menggagahi bu ita sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, gue tumpahkan seluruh
spermgue ke liang vaginanya. Selah itu persubuhannku dengan bu ita jadi acara rutin. Minimal 2 kali
seminggu gue menyubuhinya. Gue bahkan dilarang bersubuh dengan wanita lain, agar spermgue benar-benar
100% masuk ke rahimnya.
2 bulan kemudian bu ita positif hamil, tapi sampai saat ini, saat kehamilannya memasukki bulan ke 3,
gue masih rutin menyubuhi bu ita. Sepertinya bu ita tidak bisa menolak kenikmatan digagahi olehku, dan
gue tentu aja gak mau kehilangan goyangan dasyat bu Ita