Janda Muda Pemilik Perusahaan, Membuat Nafsuku Tak Terbendung
Ini merupakan pengalaman yang sangat saya ingat dikala awal Mula Di Bioskop dengan Cewe Bandel yang baru saya tau serta berbeda dengan yang ku tahu tadinya. langsung saja saya ceritakan pengalaman saya ini.
Selaku marketing, industri mengutusku buat menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, saya sama sekali tidak menebak kalau Bunda Vonny yang kutemui nyatanya owner langsung industri.
Mukanya menawan, kulitnya putih laksana bulan, badannya besar ramping( sekitar 175 centimeter) dengan dada yang menonjol indah. Serta pinggulnya yang dibalut span ketat membuat wujud pinggangnya yang ramping makin memesona, pula pantatnya wah sangat sangat montok, bundar serta masih kencang
Sejauh pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, memandang style bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual dikala lagi bicara, terlebih jika lagi menunduk belahan buah dadanya terlihat jelas, putih serta besar
Di kursi yang terletak di ruangannya yang elegan serta lux, kami kesimpulannya setuju mengikat kontrak kerja. Sembari menunggu sekretaris Bunda Vonny membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana- kemari apalagi hingga ke perihal yang agak individu.
Saya berani bicara kearah situ sebab Bunda Vonny sendiri yang mengawali. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui kalau umurnya baru 29 tahun, ia memegang jabatan direktur sekalian owner industri mengambil alih almarhum suaminya yang wafat sebab musibah pesawat. Situs Judi Slot Playtech
“ Pak David sendiri usia berapa”, bisiknya dengan nada mesra
“ Aku usia 27 tahun, Bu!” balasku
“ telah berkeluarga?”, pertanyaannya terus menjadi menjurus, saya hingga Gram sendiri
“ Belum, Bu!”
Tanpa kutanya, Bunda Vonny menerangkan kalau semenjak kematian suaminya setahun kemudian, ia belum memperoleh penggantinya
“ Bunda menawan, masih muda, aku rasa seribu lelaki hendak berlomba memperoleh Bunda Vonny”, saya sedikit memujinya.
“ Memanglah, terdapat benarnya pula yang pak David ucapkan, tetapi mereka rata- rata pula mengincar kekayaan aku”, nadanya sedikit merendah
Seketika terdengar suara ketukan di pintu, Bunda Vonny bangkit berdiri membukakan pintu, nyatanya sekretarisnya sudah berakhir membuat kontrak kerjanya
“ Jika begitu, aku permisi kembali, Bu!, mudah- mudahan kerjasama ini bisa bertahan serta silih menguntungkan”, saya lekas pamit serta mengulurkan tangan
“ Mudah- mudahan saja”, tangannya menyongsong uluran tanganku
“ Terima kasih atas kunjungannya, Pak David”
Lumayan lama kami bersalaman, saya merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, tetapi sebentar setelah itu saya lekas menarik tanganku, khawatir dikira kurang ajar. Tetapi naluri laki- lakiku bekerja, dengan halus saya mulai merancang strategi mendekatinya
“ Oh ya, Bu Vonny, saat sebelum aku kurang ingat, selaku perkenalan serta memulai kerjasama kita, gimana jika Bunda Vonny wsaya undang buat makan malam bersama”, saya mulai memasang jerat
“ Terima kasih”, jawabnya singkat
“ Bisa jadi lain waktu, aku mendatangi Pak David, buat tawaran ini”
“ Aku tunggu, Bu permisi”
Saya tidak ingin mendesaknya lebih lanjut. Saya lekas meninggalkan kantor Bunda Vonny dengan sejuta benak menggelayuti benakku. Sejauh ekspedisi, saya senantiasa terbayang kecantikan mukanya, bentuk badan badannya yang sempurna. Ah kayaknya seluruh kriteria wanita idaman terdapat padanya
Tidak terasa satu bulan semenjak pertemuan itu, walaupun saya kerap mampir ke tempat Bunda Vonny dalam kurun waktu tersebut, tetapi tidak kutemui isyarat saya dapat mengajaknya hanya Dinner. Walaupun hubunganku dengannya jadi terus menjadi akrab
Tiba bulan ke- 2, akhirnya saya dapat mengajaknya keluar hanya makan malam. Saya ingat sekali waktu itu malam Minggu,
kami bagai sejoli pacar, walaupun pada awal mulanya ia ngotot mau memakai mobilnya yang elegan, kesimpulannya ia bersedia pula memakai mobil Katanaku yang dapat buat perut mules.
Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh saya jadi bimbang sendiri, saya cuma berani menggenggam jarinya saja, itupun saya gemetaran,
degup- degup di jantungku terasa berdetak kencang sementara itu ikatan kami telah sangat dekat, apalagi saya serta ia bersama silih memanggil nama saja, tanpa embel- embel Pak ataupun Bu.
Hingga pada malam Minggu yang berulang kalinya, kuberanikan diri buat mengawalinya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, saya menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra,
kelembutan jarinya membawakan desiran- desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak terdapat reaksi, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan badannya, kupandangi mukanya yang lagi sungguh- sungguh memandang layar bioskop
Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Ia kaget, sebentar memandangku Saya berpikir tentu ia hendak marah, tetapi reaksi yang kuterima sangat membuatku kaget Dengan seketika ia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku serta melumatnya
Sekian detik saya terpana, tetapi lekas saya siuman serta balas melumat bibirnya, ciumannya kian ganas, lidah kami silih membelit berupaya menelusuri rongga mulut lawan Sedangkan tangannya terus menjadi kokoh mencengkram bahuku Saya mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang serta putih, saya menggelitik balik telinganya dengan lidahku. Situs Judi Slot Habanero
“ Vonny, saya sayang Kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya
“ David, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.
Serta dikala tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya terus menjadi jelas terdengar Saya merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sedangkan tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya serta meremas- remas pinggulnya yang sangat bahenol
Lekas kubuka kancing blous bagian depannya, atmosfer bioskop yang hitam sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Lama- lama kukeluarkan buah dadanya dari branya, saat ini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium serta kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah serta hangat terus menciumi sekelilingnya lama- lama naik sampai ke bagian putingnya. Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Vonny terus menjadi meracau Tanganya memencet kokoh kepalaku dikala putingnya kuhisap agak kokoh Sedangkan saya merasakan gerakan di celanaku terus menjadi kokoh, senjataku telah mengencang optimal.
Tanganku yang satunya telah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas sampai batang pahanya nampak lembut, putih Kubelai, kupilin pahanya sedangkan mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri serta kanan Serta dikala jariku hingga di pangkal pahanya,
saya menciptakan celana dalamnya Lama- lama jari- jariku masuk melalui celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, kesimpulannya jari- jariku menciptakan rambut kemaluan memek yang sangat lebat
Dengan tidak tabah, kugosokkan jariku di klitorisnya sedangkan mulutku masih asik menjilati puting buah dadanya yang terus menjadi mencuat ke atas tanda- tanda gairah nya telah memuncak, walaupun jari- jariku sedikit terhalang celana dalamnya tetapi saya masih bisa menggesek klitorisnya,
apalagi dengan kilat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar- putar di dalamnya, hingga kutemukan benjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G- spotnya itu, kekiri serta kekanan perlahan
“ Achh Dav saya telah tidak tahan Terus Gal oh” Suaranya kian keras, birahinya telah dipuncak
Tangannya memencet kepalaku ke buah dadanya sampai saya susah bernafas, sedangkan tangan yang satunya memencet tanganku yang di kemaluannya terus menjadi dalam. Kesimpulannya kurasakan segala badannya bergetar, kuhisap kokoh puting susunya, kumasukkan jariku terus menjadi dalam
“ Ahh oh Dav saya ke lu ar” Kurasakan jariku hangat serta basah“ Makasih Dav, telah lama saya tidak merasakan kenikmatan ini” Saya cuma dapat diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tetapi Rupanya Vonny sangat penafsiran Dengan lincahnya dibukanya resleting celanaku, jari- jarinya mencari senjataku
Saya membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Dikala tangannya memperoleh apa yang dicarinya, sangat reaksinya sangat hebat“ Oh besar sekali Dav saya suka saya suka benda yang besar” Vonny semacam anak kecil yang memperoleh permen
Senjataku yang telah kaku lama- lama dikocoknya, saya merasakan nikmat atas perlakuannya, sedangkan tangannya asik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku serta menjilati putingku, sesekali Shella menghirup putingku.
Aliran darahku terus menjadi panas, gairah ku kian dibakar Saya merasakan spermaku telah mengumpul di ujung, sedangkan kepala senjataku terus menjadi basah oleh pelumas yang keluar.
“ Vonny, saya telah tidak tahan”
“ Tahan sebentar, Dav”
Vonny membebaskan jilatan lidahnya di dadaku serta langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, saya merasakan kuluman mulutnya yang hangat serta kecil Kulihat mulutnya yang mungil hingga sesak oleh kemaluanku Vonny terus menjadi kokoh mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya
Kesimpulannya kakiku sedikit mengejang buat membebaskan spermaku“ Awas Vonny, saya ingin keluar” kutarik rambutnya supaya menghindar dari batang senjataku, tetapi Vonny malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, saya tidak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan lumayan penuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku
Vonny dengan lahap langsung menelannya serta mensterilkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Saya menarik napas panjang mengendalikan degup jantungku yang tadi sangat kilat.
Sehabis lampu menyala kembali tanda- tanda pertunjukan sudah usai, kami telah apik kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku membuktikan jam 10 00 malam. Saya langsung mengantarnya kembali, dalam ekspedisi kami tidak banyak bicara, kami silih memikirkan peristiwa yang baru saja kami natural bersama
Hingga di rumahnya yang elegan di bilangan Pluit, saya langsung ditariknya mengarah kamar pribadinya yang sangat luas“ Dav, aku belum puas, kita teruskan game yang tadi”
Tangannya langsung membuka kancing bajuku serta mulai membangkitkan gairah ku, sedangkan pikiranku terus menjadi bimbang, mengapa Vonny yang sebelumnya kalem dapat berganti ganas begini?
Tetapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih dikala tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir segala tubuhku dicium serta dijilatinya dengan penuh nafsu Saya juga tidak ingin kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat silih memilin, melumat, serta silih menghirup.
Dikala baju kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami silih memandang, saya memandang kesempurnaan badannya, terlebih di wilayah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat gelap serta rimbun Serta Vonny memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit- langit kamar Cuma sebentar kami berpandangan, saya langsung mencapai badannya serta memapahnya ke ranjang
Kuletakkan hati- hati badannya yang gempal serta lembut, saya mulai menciumi segala badannya, lidahku menari- nari dari leher hingga ke jari- jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat serta sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas- remas pinggul serta pantatnya yang sangat kenyal
Pergulatan kami terus menjadi seru, saat ini posisi kami berbalikan semacam angka 69, kami silih menghirup puting dada Dikala saya memainkan puting dadanya yang telah mencuat, lidahnya menjilati putingku Saya turun menjilati perutnya, kurasakan pula perutku dijilati serta kesimpulannya lidah kami silih menghirup kemaluan
Saya merasakan hangat di kepala senjataku dikala lidahku menari- nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku terus menjadi dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang sudah basah, kuhisap klitorisnya kuat- kuat, kurasakan badannya bergetar hebat
5 belas menit telah kami silih menghirup, nafsuku yang telah di ubun- ubun menuntut penyelesaian Lekas saya membalikkan tubuhku. Saat ini kami kembali silih melumat bibir,
sedangkan senjataku yang telah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga saya mendorongnya tetapi susah sekali Badan kami telah bersimbah peluh
Akhirnya tidak sabar tangan Vonny memandu senjataku, sehabis hingga di pintu kemaluannya, kutekan kokoh, Vonny membuka pahanya lebar- lebar serta senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku telah terletak di dalam celahnya, hangat serta menggigit Kutahan pantatku, saya menikmati remasan kemaluannya di batanganku Lama- lama kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam- dalamnya. Gigi Vonny yang runcing tertancap di lenganku dikala saya mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur
Remasan serta gigitan liang kewanitaannya di segala batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan badannya, saat ini badan Vonny menghadap ke samping Senjataku menghujam terus menjadi dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas hingga mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat badannya, dengan gerakan elastis saat ini saya menghajarnya dari balik.
Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kokoh, sedangkan senjataku keluar masuk terus menjadi kilat Erangan serta rintihan yang tidak jelas terdengar lirih, membuat semangatku terus menjadi meningkat Kala kurasakan terdapat yang ingin keluar dari kemaluanku, lekas kucabut senjataku“ Pllop” terdengar suara dikala senjataku kucabut, bisa jadi sebab ketatnya lubang kemaluan Shella mencengkram senjataku“ Achh, mengapa Dav saya sedikit lagi”, keluhan Vonny
Ia langsung mendesak tubuhku, saat ini saya telentang di dasar, dengan sigap Vonny mencapai senjataku serta memasukkannya ke dalam lubang sorganya sembari berjongkok
Saat ini Vonny dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sedangkan saya di dasar telah tidak mampu rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Vonny, terlebih dikala pinggulnya sembari naik- turun digoyangkan pula diputar- putar, saya bertahan sekuat mungkin
Satu jam telah lalu, kulihat Shella terus menjadi kilat bergerak, kilat sampai kesimpulannya saya merasakan semburan hangat di senjataku dikala badannya bergetar serta mulutnya meracau panjang“ Oh saya puas Dav, sangat puas” badannya tengkurap di atas tubuhku, tetapi senjataku yang telah berdenyut- denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok memencet tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya. Butuh Uang Cepat Klik Disini
Sehabis sebagian dikala, saya telah merasakan air maniku tidak jadi keluar, lekas kubalikkan badannya kembali. Saat ini dengan style konvensional saya berupaya mencapai puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak kurangi kenikmatan
Saya terus menggerakkan tubuhku Lama- lama gairah nya kembali bangkit, terlebih dikala batang senjataku mengorek- ngorek lubang kemaluannya kadangkala sedikit kuangkat pantatku supaya G- spotnya tersentuh Saat ini pinggul Vonny yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari- jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin- pilinnya, sampai sensasi yang kurasakan tambah gila
Separuh jam telah saya bertahan dengan style konvensional Lama- lama saya mulai merasakan cairanku telah kembali ke ujung kepala senjataku Dikala gerakanku telah tidak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Vonny pada putingku serta pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme
Semenjak peristiwa itu, kami kerap melaksanakannya. Saya baru ketahui kalau gairah nya sangat besar, sepanjang ini ia berlagak alim, sebab tidak ingin sembarangan main dengan laki- laki, ia ingin denganku sebab saya tabah, baik serta tidak mengejar kekayaannya. Terlebih begitu ia ketahui kalau senjataku 2 kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.