Kisah Direnggutnya Keperawanan Seorang Pramugari
Malam sudah larut dimana jarum jam menampilkan jam 23. 15. Suasana hening menyelimuti suatu kost- kostan yang terletak sebagian kilometer dari Lapangan terbang Soekarno- Hatta Cengkareng, kost- kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga jadi tempat kesukaan untuk siapa saja yang menginginkan atmosfer tenang serta hening. Kost- kostan yang mempunyai jumlah kamar menggapai 30 kamar itu terasa hening sebab memanglah baru saja dibuka buat disewakan, cuma sebagian kamar saja yang telah dihuni, sehingga suasananya disaat siang ataupun malam lumayan lengang. akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Fonny juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu.
Dikala ini badannya telah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan serta khawatir tiba menyelimuti dirinya. Sebagian menit yang kemudian secara tiba- datang dirinya diseregap oleh seorang lelaki dikala ia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari suatu tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain serta sehabis itu badannya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Mau rasanya ia berteriak memohon pertolongan kepada sahabatnya hendak namun kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya kayaknya telah jauh berangkat meninggalkan kost- kostan ini, sementara itu didalam kendaraan tersebut banyak sahabatnya sesama karyawan. Fonny Dewi Seftiani merupakan seseorang Pramugari pada suatu penerbangan swasta, umurnya baru tiba 22 tahun, mukanya menawan imut- imut, bentuk badan badannya besar serta ramping sepadan. Dengan dianugerahi penampilan yang menawan ini sangat mempermudah menurutnya buat diterima bekerja selaku seseorang pramugari. Situs Judi Slot Habanero
Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang pendek sebab kecantikannya seperti itu ia sudah jadi wujud primadona di industri penerbangan itu. Banyak lelaki yang berupaya merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja ataupun kawan- kawan lainya. Tetapi sebab alibi masih mau berkarir hingga dengan secara halus maksud- maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Hendak namun tidak seluruh lelaki menguasai atas perilaku dari Fonny itu. Suwandi merupakan salah satu dari orang yang tidak dapat menerima perilaku Fonny terhadap dirinya.
Saat ini dirinya bersama dengan seseorang temannya sudah melaksanakan seuatu perhitungan terhadap Fonny. Rencana busuk dikerjakannya terhadap Fonny. Malam ini mereka sudah menyergap Fonny dikamar kostnya. Suwandi merupakan satu dari sekian banyaknya lelaki yang menyimpan hati kepada dirinya, hendak namun Suwandi tidaklah seorang yang dikenalnya dengan baik sebab perannya tidaklah seseorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja ataupun kawan- kawannya yang lain, melainkan ia merupakan seseorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost- kostan ini.
Ironisnya, Suwandi yang berumur separuh abad lebih serta melebihi umur bapak Fonny itu lebih kerap menghalalkan seluruh metode dalam memperoleh suatu, maklumlah ia bukan seorang yang terdidik. Seluruh tingkah laku serta perbuatannyapun cenderung agresif, sebab memanglah ia hidup dilingkungan orang- orang yang bersifat agresif.“ Huh rasakan kau wanita sombong!”, bentaknya kepada Fonny yang tengah tergolek dikasurnya.“ Saya miliki kau sekarang….!”, lanjutnya. Semenjak perjumpaannya awal dengan Fonny sebagian bulan yang kemudian, Suwandi langsung jatuh hati kepada Fonny. Dimata Suwandi, Fonny bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga senantiasa muncul didalam lamunnanya.
Diapun bernazar buat menjadikannya selaku istri yang ke- 4. Bak bukit merindukan bulan, Suwandi tidak berdaya buat mewujudkan impiannya itu. Predikatnya selaku tukang batu, duda dari 3 kali pernikahan, berumur 51 tahun, lusuh serta miskin menghanyutkan impiannya buat bisa mendekati si bidadari itu. Terlebih- lebih terdapat sebagian kali peristiwa yang sangat menyakitkan hatinya terpaut dengan Fonny si bidadari bayangannya itu. Kerap tegur sapanya diacuhkan oleh Fonny, tatapan mata Fonny juga senantiasa sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Suwandi berkembang produktif rasa benci terhadap Fonny, evaluasi terhadapnya juga berganti, rasa kagumnya sudah berganti jadi benci tetapi gairah nafsu sex terhadap Fonny senantiasa bersemi didalam dirinya berkembang produktif membayang- bayangi dirinya sepanjang ini. Situs Judi Slot Pragmatic
Akhirnya dipilihlah suatu jalur pintas buat melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak bisa paling tidak ia bisa menikmati badan Fonny pikirnya. Jadilah malam ini Suwandi melaksanakan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya buat berikan pelajaran kepada Fonny sekalian melampiaskan nafsunya yang sepanjang ini mulai berkembang secara produktif didalam dirinya. Saat ini si bidadari itu sudah tergeletak dihadapannya, air matanya juga sudah membasahi mukanya yang putih bersih itu.“ Amati saya, wanita*******…..!”, hardiknya seraya memegang kepala Fonny serta menghadapkan kewajahnya.“ Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Fonny juga melotot kala menyadari kalau dikala ini ia sudah berhadapan dengan Suwandi seorang yang dibencinya.
Hatinya juga langsung ciut serta tergetar tatkala Suwandi yang terletak dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan,“ Hahaha…. malam ini kalian jadi pemuasku, wanita menawan”. Keringat juga langsung mengucur deras membasahi badan Fonny, mukanya terlihat tersirat rasa khawatir yang dalam, ia menyadari betul hendak apa- apa yang bakal terjalin terhadap dirinya. Dikala semacam inilah ia menyadari betul hendak ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai muncul didalam hatinya, hendak sikap- perilakunya yang tidak berjaga- jaga terhadap Suwandi. Saat ini dihadapan Fonny, Suwandi mulai membebaskan pakaian kumalnya satu persatu sampai kesimpulannya telanjang bundar.
Meski sudah berumur separuh abad lebih, tetapi sebab pekerjaannya selaku buruh agresif hingga Suwandi mempunyai badan yang atletis, tubuhnya gelap legam serta perkasa, sebagian buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Fonny, dikala Suwandi mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang sudah tegak berdiri itu serta diarahkannya kewajah Fonny. Memandang ini Fonny berupaya memalingkan mukanya, tetapi tangan kiri Suwandi sedini kilat mencengkram erat kepala Fonny serta mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya..
Serta sehabis itu dioles- oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Fonny, dengan badan yang bergetar Fonny cuma dapat memejamkan matanya dengan erat sebab merasa ngeri serta jijik diperlakukan semacam itu. Sedangkan kepala tidak dapat bergerak- gerak sebab dicengkraman erat oleh tangan Suwandi.“ Ahhh…. perkenalkan rudal gue ini sayang….. akhhh….” ucapnya sembari terus mengoles- oleskan batang kemaluannya diwajah Fonny, memutar- mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi serta hidungnya. Lewat batang kemaluannya itu Suwandi tengah menikmati kehalusan wajah Fonny.“ Hai menawan!…. saat ini telah tahu kan dengan kontol gue ini, seberapa mahal sih wajah menawan elo itu hah? saat ini kena deh ama****** gue ini….”, sambungnya.
Sehabis puas dengan itu, saat ini Suwandi mendesak badan Fonny sampai kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya badan Fonny yang tergolek tidak berdaya ditempat tidurnya itu. Pakaian seragam pramugarinya masih menempel apik dibadannya. Pakaian dalaman putih dengan dasi kupu- kupu bercorak biru ditutup oleh blazer yang bercorak kuning tua dan rok pendeknya yang bercorak biru seakan terus menjadi membangkitkan birahi Suwandi, terlebih roknya agak tersingkap sampai pahanya yang putih lembut itu nampak. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sedangkan itu topi pramugarinya sudah tergeletak jatuh dikala penyergapan lagi.“ Hmmpphhh…mmhhh…”, kayaknya Fonny mau mengucapkan suatu kepadanya, tetapi apa perdulinya paling- paling hanya permintaan ampun serta belas kasihan. Situs Judi Slot Playtech
Tanpa membuang waktu lagi saat ini diputarnya badan Fonny jadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang melekat dipunggung sedangkan dada serta mukanya memegang kasur. Kedua tangan agresif Suwandi itu saat ini mengusap- usap bagian pantat Fonny, dialami olehnya pantat Fonny yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seseorang bunda yang tengah menyabet pantat anaknya yang bandel“ Plak…Plak…”.“ Wah sekal sekali pantatmu…”, ucap Suwandi sembari terus mengusap- usap serta memijit- mijit pantat Fonny. Fonny cuma diam pasrah, sedangkan tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar terus menjadi keras kala tangan kanan Suwandi secara lambat- laun mengusap kaki Fonny mulai dari betis naik terus kebagian paha serta akhirnya menyusup masuk kedalam roknya sampai memegang kebagian selangkangannya.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Suwandi, ialah jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya serta langsung memegang kemaluannya. Kontan saja perihal ini membuat tubuh Fonny agak menggeliat, ia mulai sedikit meronta- ronta, tetapi jari tengah Suwandi tadi langsung menusuk lobang kemaluan Fonny.“ Egghhmmmmm…….”, Fonny menjerit tubuhnya mengejang tatkala jari telunjuk Suwandi masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Tubuh Fonny juga langsung menggeliat- geliat semacam cacing kepanasan, kala Suwandi memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Fonny. Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Fonny, sedangkan itu tubuh Fonny menggeliat- geliat jadinya, matanya merem- melek, mulutnya menghasilkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu“ Ehhmmmppphhh…. mmpphhhh…..”.
Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Fonny pun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Suwandi kemudian mencabut jarinya. Tubuh Fonnypun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Fonny kini telanjang. Terlihat oleh Suwandi, kemaluan Fonny yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Fonny hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Fonny semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Suwandi bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Fonny. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmmppp…. ..”, Fonny menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Suwandi mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Fonny.
Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Suwandi terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Fonny masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Suwandi berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Fonny. Tubuh Fonny berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Suwandi. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Fonny. Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga.
Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Fonny. “Oouuhhh…..baang….saakiitt…banngg….amp uunn …”, rintih Fonny dengan suara yang megap- megap. Jelas Suwandi tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Fonny. “Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh….ooohhhggh… .”, Fonny merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Suwandi, badannya pun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Suwandi, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Suwandi yang tertanam didalamnya, karenanya Suwandi merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Suwandi terus menggenjot tubuh Fonny, Fonny pun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Suwandi menggenjot tubuhnya.
Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihan pun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…”. Dan akhirnya Suwandi pun berejakulasi di lobang kemaluan Fonny, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Fonny. “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Suwandi melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Fonny, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Fonny, puas dalam merobek keperawanan Fonny dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis cantik itu.
Fonny menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Fonny sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Fonny yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Suwandi merebahkan tubuhnya diatas tubuh Fonny, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Suwandi nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Fonny yang tubuhnya tertindih tubuh Suwandi. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Fonny, kini Suwandi mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Fonny. Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Fonny yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Fonny. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Suwandi sekonyong-konyong meraih kepala Fonny. Fonny yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Suwandi. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Suwandi yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Suwandi sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Fonny berusaha berontak namun akhirnya Suwandi berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Fonny. Butuh Uang Cepat KLIK DISINI
Nampak Fonny seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Suwandi yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Suwandi kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Fonny, wajah Fonny memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Suwandi dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Fonny, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Suwandi merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Fonnnyyy…sayanggg… ..”, Suwandi mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Fonny. Dengan terbatuk-batuk Fonny menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Suwandi jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Fonny hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Suwandi mencabut batang kemaluannya dari mulut Fonny, dan Fonny pun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Suwandi tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Fonny sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya.
Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Suwandipun menyeringai melihat Fonny yang masih terbatuk-batuk. Suwandi memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Fonny meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Fonny telah menunjukkan pukul 1 dini hari. Sambil santai Suwandi pun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Fonny yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Fonny, nampak wajah-wajah cantik Fonny menghiasi isi album itu, Fonny yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan ****** ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak.
Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Suwandi memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, “Sambil menyelam minum air”, batinnya. Setelah setengah jam lamanya Suwandi bersitirahat, kini dia bangkit mendekati tubuh Fonny. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Fonny satu persatu. Singkatnya kini tubuh Fonny telah telanjang bulat, rambutnya pun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Suwandi sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Fonny. Sejenak Suwandi mengagumi keindahan tubuh Fonny, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Fonny.
Tubuh Fonny nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Suwandi. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Fonny, “Yaa…ampuunnn bangg…udah dong….Fonny minta ampunn bangg…oohhh….”, Fonny nampak memelas memohon-mohon kepada Suwandi.
Suwandi hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Fonny. Kini dibaliknya tubuh telanjang Fonny itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Fonny menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Suwandi pun berada dibelakang Fonny dengan posisi menghadap punggung Fonny. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Fonny selebar bahu, dan…. “Aaaaaaaaakkkkhh………”, Fonny melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Suwandi menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Fonny. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Suwandi berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Fonny.
Setelah itu tubuh Fonny pun kembali disodok-sodok, kedua tangan Suwandi meraih payudara Fonny serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Suwandi menyodomi Fonny, waktu yang lama bagi Fonny yang semakin tersiksa itu. “Eegghhh….aakkhhh….oohhh…”, dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Fonny merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Suwandi. Suwandi kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Fonny dan dibaliklah tubuh Fonny itu hingga kini posisinya terlentang.
Secepat kilat pula dia yang kini berada diatas tubuh Fonny menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Fonny. “Oouuffffhhh……”, Fonny merintih dikala Suwandi menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Suwandi memompakan kemaluannya didalam liang vagina Fonny “CCREETT….CCRROOOT…CROOTT…”, kembali penis Suwandi memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Fonny, dan Fonny pun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Suwandi nampak meninggalkan kamar kost Fonny dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Fonny sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi. Butuh Uang Cepat KLIK DISINI